Blogger templates

Kamis, 23 September 2021

Sang Pencabik Jack the Ripper


Jack The Ripper
"Jack the Ripper" yang memiliki arti Jack si Pencabik adalah julukan paling terkenal yang diberikan kepada pembunuh berantai tak dikenal yang beraksi di kawasan miskin di sekitar distrik Whitechapel, London, pada tahun 1888. Julukan ini berasal dari sebuah surat yang ditulis oleh seseorang yang mengaku sebagai pembunuh, yang kemudian disebarkan di m
edia. Surat tersebut secara luas diyakini adalah tipuan, dan kemungkinan ditulis oleh seorang jurnalis yang berupaya untuk meningkatkan minat publik terhadap misteri tersebut. Julukan lainnya yang digunakan untuk sang pembunuh pada saat itu adalah "Pembunuh Whitechapel" dan si "Kulit Apron".

Pembunuhan yang dilakukan Ripper umumnya melibatkan wanita tunasusila yang berasal dari daerah kumuh dengan cara memotong tenggorokan kemudian memutilasi perut mereka. Hilangnya organ-organ dalam dari tiga korban Ripper memunculkan dugaan bahwa pelaku memiliki pengetahuan anatomi atau bedah. Desas-desus yang menyatakan bahwa pembunuhan ini saling berhubungan merebak pada bulan September dan Oktober 1888, dan beberapa surat yang dikirimkan oleh seseorang yang mengaku sebagai pembunuh diterima oleh media dan Scotland Yard. Surat "From Hell", yang diterima oleh George Lusk dari Whitechapel Vigilance Committee (Komite Kewaspadaan Whitechapel), juga berisikan separo ginjal manusia yang diawetkan, diduga ginjal tersebut merupakan milik salah seorang korban. Karena teknik pembunuhan yang luar biasa brutal, dan karena tingginya penafsiran media terhadap misteri ini, masyarakat semakin percaya bahwa pembunuhan ini merupakan pembunuhan berantai tunggal yang dilakukan oleh "Jack the Ripper".

Luasnya liputan surat kabar terhadap misteri ini menyebabkan Ripper meraih ketenaran internasional. Serangkaian penyelidikan mengenai pembunuhan lainnya yang dikenal sebagai Pembunuhan Whitechapel hingga tahun 1891 tidak mampu menghubungkan peristiwa pembunuhan ini dengan pembunuhan pada tahun 1888, tetapi legenda Jack the Ripper tetap dipercayai. Karena misteri pembunuhan ini tidak pernah terungkap, legenda tersebut semakin kuat, yang turut diiringi dengan penelitian sejarah asli, desas-desus, cerita rakyat, dan sejarah semu. Istilah "ripperologi" diciptakan untuk menggambarkan kajian dan analisis mengenai kasus Ripper. Hingga saat ini, terdapat lebih dari seratus teori mengenai identitas Ripper, dan misteri pembunuhan ini juga telah mengilhami lahirnya berbagai karya fiksi.

Kejadian Awal
Pada pertengahan abad ke-19, Inggris menerima gelombang imigran Irlandia yang memengaruhi jumlah populasi di kota-kota besar di Inggris, termasuk East End, London. Sejak 1882, pengungsi Yahudi dari Eropa Timur dan Ketsaran Rusia juga berdatangan ke kawasan yang sama. Hal ini menyebabkan paroki sipil Whitechapel di East End, London, menjadi semakin penuh sesak. Kondisi pekerjaan dan perumahan memburuk, dan perekonomian kelas bawah mulai berkembang di kawasan ini. Perampokan, kekerasan, dan ketergantungan alkohol sudah menjadi hal yang lumrah di Whitechapel, dan kemiskinan memicu banyak perempuan untuk bekerja di bidang prostitusi. Pada bulan Oktober 1888, Metropolitan Police Service (Layanan Kepolisian Metropolitan) London memperkirakan bahwa terdapat sekitar 1.200 wanita tunasusila dan 62 rumah bordil di Whitechapel. Permasalahan ekonomi ini juga disertai dengan peningkatan ketegangan sosial. Antara tahun 1886 dan 1889, berbagai aksi demonstrasi terjadi, seperti pada tanggal 13 November 1887, yang menyebabkan semakin meluasnya campur tangan polisi dan kerusuhan massa. Rasisme, kriminalitas, kerusuhan sosial, dan kemiskinan memunculkan persepsi publik bahwa Whitechapel merupakan sarang imoralitas utama di London. Pada tahun 1888, persepsi ini semakin diperkuat dengan terjadinya serangkaian pembunuhan keji dan mengerikan yang dikaitkan dengan "Jack the Ripper", mendapat liputan luas dari media yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pembunuhan
Banyaknya serangan terhadap perempuan di East End yang terjadi selama era tersebut menambah ketidakpastian terhadap berapa banyak korban yang dibunuh oleh pelaku yang sama.[7] Sebelas pembunuhan terpisah, yang dimulai pada tanggal 3 April 1888 hingga 13 Februari 1891, disertakan dalam investigasi Metropolitan Police Service London, dan dikenal secara kolektif sebagai "Pembunuhan Whitechapel". Terdapat berbagai opini mengenai pembunuhan ini; apakah saling berkaitan satu sama lainnya, tetapi lima dari sebelas korban pembunuhan Whitechapel, yang dikenal dengan "lima kanonis", diyakini merupakan hasil karya Ripper. Sebagian besar korban memiliki garis luka miring di tenggorokan, dimutilasi di perut dan daerah kelamin, pengambilan organ dalam, dan mutilasi wajah, kesemuanya ini dipercaya sebagai modus operandi khas Jack the Ripper. Dua kasus pertama dalam pembunuhan Whitechapel, dengan korban Emma Elizabeth Smith dan Martha Tabram, tidak termasuk dalam lima kanonis.

Smith dirampok dan dianiaya secara seksual di Osborn Street, Whitechapel, pada tanggal 3 April 1888. Sebuah benda tumpul dimasukkan ke dalam vaginanya, memecahkan peritoneumnya. Ia menderita peritonitis, dan meninggal dunia pada hari berikutnya di London Hospital. Sebelum meninggal, Smith bersaksi bahwa ia diserang oleh dua atau tiga pria, salah satunya adalah remaja. Pembunuhan ini lalu dikaitkan dengan pembunuhan setelahnya oleh media, namun sebagian besar penulis berpendapat bahwa peristiwa ini merupakan kekerasan geng dan tidak berhubungan dengan kasus Ripper.

Tabram dibunuh pada 7 Agustus 1888; ia menderita 39 luka tusukan. Kebiadaban pembunuhan, kurang jelasnya motif, kedekatannya dengan lokasi pembunuhan sebelumnya (George Yard, Whitechapel), serta upaya untuk memperkirakan pembunuhan Ripper berikutnya, membuat polisi menghubungkan kedua kasus ini. Namun, pembunuhan ini berbeda dari pembunuhan kanonis; Tabram tewas ditusuk, bukannya dimutilasi di bagian tenggorokan dan perut. Kebanyakan ahli saat ini tidak mengaitkan pembunuhan Tabram dengan pembunuhan setelahnya karena adanya perbedaan dalam pola luka.

5 Korban yang Diketahui

Catherine Eddowes
Lima korban kanonis (korban "resmi") Ripper adalah Mary Ann Nichols, Annie Chapman, Elizabeth Stride, Catherine Eddowes dan Mary Jane Kelly. Mayat Nichols ditemukan sekitar pukul 3:40 pagi pada hari Jumat, 31 Agustus 1888 di Buck's Row (sekarang Durward Street), Whitechapel. Tenggorokannya disembelih dengan dua sayatan, dan bagian bawah perutnya robek dengan luka yang dalam bergerigi. Sayatan lainnya di bagian perut diduga disebabkan oleh pisau yang sama.
Marry Ann Nicols

Annie Chapman
Mayat Chapman ditemukan sekitar pukul 6 pagi pada hari Sabtu, 8 September 1888 di dekat sebuah gerbang di halaman belakang sebuah rumah di Hanbury Street 29, Spitalfields. Sama seperti kasus Mary Ann Nichols, tenggorokannya juga digorok dengan dua sayatan. Perutnya robek terbuka, dan kemudian diketahui bahwa rahimnya telah diambil. Dalam pemeriksaan polisi, salah seorang saksi menyatakan bahwa ia melihat Chapman sekitar pukul 5:30 pagi bersama seorang pria berambut gelap yang berpenampilan "lusuh dan beradab".

Elizabeth Stride
Stride dan Eddowes terbunuh pada Minggu dinihari 30 September 1888. Mayat Stride ditemukan sekitar pukul 1 pagi di Dutfield's Yard, Berner Street (sekarang Henriques Street), Whitechapel. Penyebab kematiannya adalah luka gorokan yang memutus arteri utama di sisi kiri lehernya. Muncul ketidakpastian mengenai apakah pembunuhan Stride ini terkait dengan Ripper, atau apakah ia melawan selama pembunuhan. Anggapan ini muncul karena tidak adanya mutilasi yang dilakukan di perut Stride. Para saksi yang berkata bahwa sebelumnya mereka melihat Stride bersama seorang pria pada malam itu saling
memberikan keterangan yang berbeda: beberapa teman Stride bersaksi bahwa pria itu berpenampilan rapi dan wajar, sedangkan yang lainnya mengatakan ia berpenampilan lusuh. Mayat Eddowes ditemukan di Mitre Square, City of London, tiga perempat jam setelah penemuan mayat Stride. Tenggorokannya digorok, dan perutnya dirobek terbuka dengan luka yang dalam dan panjang bergerigi. Ginjal bagian kiri dan rahimnya juga diambil. Seorang warga setempat bernama Joseph Lawende melewati alun-alun bersama dengan dua orang temannya sebelum pembunuhan. Ia menyatakan bahwa ia melihat seorang pria berambut pirang dan berpenampilan lusuh bersama seorang wanita yang diduga adalah Eddowes. Namun, teman-teman Lawende tidak bisa mengonfirmasi kesaksiannya ini. Pembunuhan Eddowes dan pembunuhan Stride kemudian dijuluki dengan "pembunuhan ganda". Celemek Eddowes yang berlumuran darah ditemukan di pintu masuk sebuah rumah petak di Goulston Street, Whitechapel. Terdapat tulisan di tembok tempat celemek ditemukan, yang kemudian dikenal dengan grafiti Goulston Street. Grafiti itu tampaknya ditulis oleh satu orang atau lebih Yahudi, tetapi tidak jelas apakah grafiti itu ditulis oleh si pembunuh sebelum ia menjatuhkan celemek, atau hanya kebetulan saja celemek itu jatuh di sana. Komisaris Polisi Charles Warren takut bahwa grafiti tersebut akan memicu kerusuhan antisemit, dan memerintahkan untuk menghapusnya sebelum fajar.
Marry Kelly

Tubuh Kelly yang termutilasi ditemukan terbaring di tempat tidur di kamarnya di 13 Miller's Court, Dorset Street,
Spitalfields, pada pukul 10:45 pagi, Jumat 9 November 1888. Lehernya digorok putus hingga tembus ke tulang belakang, dan organ-organ di perutnya hampir dikosongkan. Jantungnya juga hilang.

Kelima korban kanonis Ripper dibunuh pada malam hari, dan mendekati akhir pekan, baik pada akhir bulan atau akhir minggu, atau setelahnya. Mutilasi terhadap semua korbannya sangat sadis, kecuali Stride, yang mungkin telah melakukan perlawanan terhadap penyerangnya. Nichols tidak kehilangan organ apapun; rahim Chapman diambil; Eddowes kehilangan rahim, ginjal, dan wajahnya dimutilasi; mayat Kelly hancur tidak bisa dikenali dan wajahnya ditoreh, meskipun hanya jantungnya yang hilang dari TKP. Secara historis, keyakinan bahwa kelima kejahatan ini dilakukan oleh orang yang sama berasal dari dokumen kontemporer yang mengaitkan kasus mereka bersama-sama dengan mengesampingkan korban lainnya. Pada tahun 1984, Sir Melville Macnaghten, Asisten Kepala Kepolisian dari Metropolitan Police Service London dan Kepala Departemen Investigasi Kriminal (CID), menulis sebuah laporan yang menyatakan bahwa: "pembunuhan Whitechapel memiliki 5 korban—& hanya 5 korban". Selain itu, kelima korban kanonis juga saling dikaitkan dalam sebuah surat yang ditulis oleh ahli bedah kepolisian Thomas Bond kepada Robert Anderson, kepala CID London pada tanggal 10 November 1888. Beberapa peneliti mengemukakan bahwa pembunuhan ini tidak diragukan lagi merupakan karya seorang pembunuh tunggal. Penulis Stewart P. Evans dan Donald Rumbelow berpendapat bahwa lima kanonis hanya merupakan "mitos Ripper". Menurut mereka, tiga kasus (Nichols, Chapman, dan Eddowes) sudah pasti saling terkait, tetapi tidak ada kepastian mengenai keterkaitan antara kasus Stride dan Kelly dengan Ripper, dan juga dengan Tabram. Sebaliknya, pakar lainnya menganggap bahwa enam pembunuhan, mulai dari Tabram hingga Kelly, adalah karya seorang pembunuh tunggal. Dr Percy Clark, asisten ahli patologi George Bagster Phillips, hanya mengaitkan tiga pembunuhan, dan berpendapat bahwa yang lainnya dilakukan oleh "individu(-individu) yang berpikiran lemah... yang mencoba untuk meniru kejahatan Ripper". Macnaghten tidak bergabung dengan kepolisian sampai tahun-tahun setelah pembunuhan, dan memorandumnya mengandung kesalahan faktual yang serius mengenai kemungkinan tersangka.

Korban Lainnya
Selain sebelas pembunuhan Whitechapel, para penyelidik telah menghubungkan kasus lainnya dengan Ripper. Dalam salah satu kasus, yang dikenal dengan "Fairy Fay", tidak diketahui apakah kasus itu nyata atau dibuat dengan sengaja untuk membesar-besarkan misteri Ripper. "Fairy Fay" (Dongeng Peri) merupakan julukan yang diberikan untuk korban yang diduga ditemukan pada tanggal 26 Desember 1887 dengan kondisi "pancang kayu ditusukkan melalui perutnya", namun tidak ada catatan pembunuhan yang tercatat setelah hari Natal 1887 di Whitechapel. "Fairy Fay" diduga diciptakan oleh media dengan memanfaatkan keterkaitan antara pembunuhan terhadap Emma Elizabeth Smith dengan serangan terpisah pada Natal sebelumnya. Sebagian besar penulis sepakat bahwa "Fairy Fay" tidak pernah ada.

Annie Millwood dirawat di panti sosial Whitechapel dengan luka tusukan di kaki dan perut bagian bawah pada tanggal 25 Februari 1888. Dia pulih, tetapi meninggal karena sebab-sebab alamiah pada 31 Maret 1888, di usia 38 tahun. Millwood kemudian ditetapkan sebagai korban pertama Ripper, tetapi keterkaitannya dengan Ripper tidak bisa dipastikan. Korban awal lainnya adalah Ada Wilson, yang dilaporkan selamat setelah ditikam dua kali di leher pada tanggal 28 Maret 1888. Annie Farmer, yang tinggal di rumah sewaan yang sama dengan Martha Tabram, melaporkan bahwa ia telah diserang pada tanggal 21 November 1888. Ia menderita luka dangkal pada tenggorokan, tetapi diduga bahwa ia sengaja melakukannya pada dirinya sendiri untuk mencari popularitas.

"Misteri Whitehall" adalah istilah yang diciptakan atas penemuan mayat tanpa kepala seorang wanita pada tanggal 2 Oktober 1888 di ruang bawah tanah markas Kepolisian Metropolitan yang sedang dibangun di Whitehall. Sebuah lengan milik tubuh sebelumnya ditemukan mengambang di Sungai Thames di dekat Pimlico, dan salah satu kakinya kemudian ditemukan dikuburkan di dekat lokasi penemuan badannya. Bagian kepala dan anggota tubuh lainnya tidak pernah ditemukan dan mayat tersebut tidak teridentifikasi sampai saat ini. Mutilasi ini serupa dengan kasus Pinchin Street; kaki dan kepala dipisahkan, tetapi lengannya tidak. Misteri Whitehall dan kasus Pinchin Street diduga merupakan bagian dari serangkaian pembunuhan yang disebut dengan "Misteri Thames", dilakukan oleh seorang pembunuh berantai tunggal yang dijuluki dengan "pembunuh Torso". Apakah Jack the Ripper dan "pembunuh Torso" ini merupakan orang yang sama atau pembunuh berantai berbeda yang kebetulan aktif di daerah yang sama masih diperdebatkan. Karena modus operandi "pembunuh Torso" ini berbeda dengan Ripper, maka polisi memutuskan bahwa tidak ada keterkaitan antara keduanya. Elizabeth Jackson, seorang wanita tunasusila yang anggota tubuhnya ditemukan tercerai-berai mengambang di Sungai Thames antara 2 dan 25 Juni 1889 diduga sebagai korban lain dari "pembunuh Torso".

John Gill, seorang anak tujuh tahun ditemukan terbunuh di Manningham, Bradford, West Yorkshire, pada 29 Desember 1888. Kakinya putus, perutnya terkoyak, ususnya ditarik keluar, dan jantung dan satu telinganya hilang. Kemiripan pembunuhan ini dengan pembunuhan Mary Kelly menyebabkan polisi berspekulasi bahwa Ripper-lah yang telah membunuh anak itu. Majikan Gill, seorang tukang susu bernama William Barrett, dua kali ditangkap karena tuduhan pembunuhan, tetapi dibebaskan karena tidak terbukti. Selain dia, tidak ada orang lain yang pernah ditetapkan sebagai tersangka.

Carrie Brown (dijuluki "Shakespeare"; mengutip soneta Shakespeare) dicekik dengan pakaian dan kemudian dimutilasi dengan pisau pada tanggal 24 April 1891 di New York City. Mayatnya ditemukan dengan luka torehan besar di daerah sekitar pangkal paha dan luka dangkal di bagian kaki dan punggung. Tidak ada organ tubuhnya yang hilang dari TKP, tetapi ovariumnya, entah disengaja atau tidak, telah dicopot dan ditemukan tergeletak di atas ranjang. Pada saat itu, pembunuhan ini dikaitkan dengan Whitechapel, tetapi Kepolisian Metropolitan akhirnya menyatakan bahwa keduanya sama sekali tidak berkaitan.

Investigasi
Arsip-arsip kepolisian yang selamat mengenai pembunuhan Whitechapel memungkinkan diketahuinya prosedur rinci investigasi pembunuhan pada era Victoria. Sejumlah tim kepolisian diterjunkan dari rumah ke rumah untuk menyelidiki ke seluruh Whitechapel. Bahan-bahan forensik dikumpulkan dan diperiksa. Tersangka diidentifikasi, dilacak, diperiksa, atau dibebaskan jika tidak terbukti. Pekerjaan polisi sesuai dengan prosedur yang sama seperti saat ini. Lebih dari 2.000 orang diwawancarai, "hampir 300 orang" diinvestigasi, dan 80 di antaranya ditahan.

Investigasi awalnya dilakukan oleh Divisi [H] CID Kepolisian Metropolitan Whitechapel yang dikepalai oleh Inspektur Detektif Edmund Reid. Setelah pembunuhan Nichols, Inspektur Detektif Frederick Abberline, Henry Moore, dan Walter Andrews dikirim dari Kantor Pusat Scotland Yard untuk membantu. Setelah pembunuhan Eddowes, yang terjadi di City of London, Kepolisian City di bawah pimpinan Inspektur Detektif James McWilliam juga dilibatkan. Namun, secara keseluruhan penyelidikan ini terhambat karena kepala CID yang baru diangkat, Robert Anderson, sedang cuti dan ada di Swiss pada tanggal 7 Oktober hingga 6 Oktober, yang merupakan waktu terjadinya pembunuhan terhadap Chapman, Stride, dan Eddowes. Hal ini membuat Komisioner Kepolisian Metropolitan, Sir Charles Warren, menunjuk Kepala Inspektur Donald Swanson untuk mengoordinasikan penyelidikan dari Scotland Yard.

Karena ketidakpuasan terhadap kinerja kepolisian, beberapa warga East End, London, yang tergabung dalam kelompok relawan, membentuk Whitechapel Vigilance Committee (Komite Kewaspadaan Whitechapel) untuk berpatroli di jalan-jalan guna menemukan sosok yang mencurigakan. Mereka juga meminta pemerintah untuk menaikkan hadiah bagi yang mengetahui informasi tentang si pembunuh, dan menyewa detektif swasta untuk menyelidiki saksi secara independen.

Tukang daging, tukang jagal, dokter, dan ahli bedah awalnya dicurigai sebagai tersangka karena adanya mutilasi pada para korban. Sebuah catatan dari Mayor Henry Smith, Komisaris Kepolisian City of London, menunjukkan bahwa alibi dari tukang daging dan tukang jagal setempat telah diselidiki, dan mereka tersingkir dari penyelidikan karena tidak terbukti. Laporan dari Inspektur Donald Swanson kepada Kantor Pusat Kepolisian mengonfirmasikan bahwa 76 tukang daging dan tukang jagal telah diselidiki, dan penyelidikan ini juga dilakukan terhadap semua karyawan mereka yang dipekerjakan selama enam bulan terakhir. Beberapa tokoh kontemporer, termasuk Ratu Victoria, berpendapat bahwa berdasarkan pola pembunuhan, pelakunya adalah seorang tukang daging atau penjual ternak yang bekerja di salah satu kapal ternak yang bepergian antara London dan daratan Eropa. Whitechapel juga dekat dengan Pelabuhan London, dan biasanya kapal-kapal ternak tersebut berlabuh pada hari Kamis atau Jumat dan berangkat pada hari Sabtu atau Minggu. Kapal-kapal ternak diperiksa, tetapi tanggal pembunuhan tidak bertepatan dengan pelayaran kapal tersebut, dan transfer awak antar kapal juga dikesampingkan.

Beberapa Tersangka
Pembunuhan yang dilakukan pada akhir pekan atau hari libur dan lokasinya yang saling berdekatan menunjukkan bahwa Ripper memiliki pekerjaan dan menetap di daerah setempat. Pakar lainnya menduga bahwa sang pembunuh adalah seorang pria kelas atas yang berpendidikan, mungkin seorang dokter atau bangsawan, yang berkelana ke Whitechapel dari daerah yang lebih makmur. Beberapa teori mengenai motif si pembunuh telah menghasilkan persepsi budaya yang beragam, seperti ketakutan terhadap profesi medis, ketidakpercayaan terhadap ilmu pengetahuan modern, atau eksploitasi orang miskin oleh orang kaya. Tersangka yang dicurigai pada tahun-tahun setelah pembunuhan meliputi hampir setiap orang yang dikaitkan dengan kasus tersebut oleh dokumen-dokumen kontemporer, serta beberapa nama-nama terkenal, yang bahkan tidak pernah dipertimbangkan dalam penyelidikan kepolisian. Karena semua orang yang hidup pada saat peristiwa tersebut sekarang ini sudah meninggal, penulis modern bebas untuk menuduh siapapun sebagai tersangka, "tanpa perlu didukung oleh bukti-bukti sejarah". Tersangka yang disertakan dalam dokumen polisi kontemporer di antaranya adalah tiga orang yang disebutkan dalam memorandum tahun 1894 oleh Sir Melville Macnaghten, tetapi bukti terhadap mereka tidak cukup mendalam. Meskipun terdapat begitu banyak teori yang beragam mengenai identitas dan profesi Jack the Ripper, pemerintah tetap tidak menyepakati solusi tunggal, dan jumlah tersangka mencapai lebih dari seratus.

Surat
Selama pembunuhan Ripper, pihak kepolisian, surat kabar, dan yang lainnya telah menerima ratusan surat mengenai kasus tersebut. Beberapa di antaranya bermaksud baik dengan memberi nasihat untuk menangkap si pembunuh, tetapi kebanyakannya hanya lelucon dan tidak berguna.

Ratusan surat diklaim telah ditulis oleh sang pembunuh sendiri; tiga di antaranya yang paling terkenal adalah surat "Dear Boss", Kartu pos "Saucy Jacky" dan surat "From Hell".

Surat "Dear Boss", bertanggal 25 September, diposkan pada 27 September 1888. Surat tersebut diterima oleh Central News Agency, dan diteruskan kepada Scotland Yard tanggal 29 September. Awalnya, surat tersebut hanya dianggap sebagai lelucon, tetapi, ketika Eddowes ditemukan terbunuh tiga hari kemudian, dengan salah satu telinga yang terpotong – seperti yang dituliskan dalam surat tersebut – , surat "Dear Boss" inipun mulai mendapat perhatian. Akan tetapi, polisi menganggap bahwa telinga Eddowes telah diambil oleh si pembunuh secara kebetulan selama penyerangan, sama sekali tidak berhubungan dengan isi surat, dan ancaman penulis surat untuk mengirimkan telinga korbannya kepada polisi tidak pernah dilakukan. Julukan "Jack the Ripper" pertama kali digunakan dalam surat ini (inisial tanda tangannya), dan memperoleh ketenaran di seluruh dunia setelah publikasi media. Kebanyakan surat-surat lainnya meniru gaya penulisan surat ini. Beberapa sumber mengklaim bahwa surat lainnya, yang bertanggal 17 September 1888, adalah surat pertama yang menggunakan nama "Jack the Ripper", namun sebagian besar pakar percaya bahwa ini adalah pernyataan palsu yang disertakan ke dalam catatan polisi pada abad ke-20.

Kartu pos "Saucy Jacky" diposkan pada tanggal 1 Oktober 1888 dan diterima pada hari yang sama oleh Central News Agency. Tulisan tangan dalam kartu pos tersebut mirip dengan surat "Dear Boss". Disebutkan bahwa dua korban telah terbunuh di lokasi yang sangat dekat satu sama lainnya: "pembunuhan ganda kali ini", yang diduga merujuk pada pembunuhan Stride dan Eddowes. Pada awalnya, dirumorkan bahwa kartu pos tersebut diposkan sebelum pembunuhan dipublikasikan, sehingga mustahil bagi si penulis untuk mengetahui peristiwa tersebut, namun faktanya, kartu pos tersebut diposkan lebih dari 24 jam pasca terjadinya pembunuhan, lama setelah rincian kejadian diketahui oleh jurnalis dan penduduk setempat.

Surat "From Hell" diterima oleh George Lusk, kepala Whitechapel Vigilance Committee, pada 16 Oktober 1888. Gaya penulisan dan tulisan tangannya tidak sama dengan surat "Dear Boss" dan kartu pos "Saucy Jacky". Surat ini dikirimkan dalam sebuah kotak kecil, yang juga berisikan separo ginjal yang diawetkan dalam "botol anggur" (ethanol). Hal ini segera dikaitkan dengan pembunuhan Eddowes, yang ginjal bagian kirinya telah dicuri oleh si pembunuh. Penulis surat tersebut menyatakan bahwa ia telah "menggoreng dan memakan" separo ginjal yang hilang. Ada perdebatan mengenai penemuan ginjal ini: beberapa pakar berpendapat bahwa ginjal tersebut adalah milik Eddowes, sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa itu tidak lebih dari sekadar lelucon yang mengerikan. Ginjal tersebut diperiksa oleh Dr Thomas Openshaw dari London Hospital, yang kemudian diketahui bahwa ginjal tersebut adalah ginjal bagian kiri manusia, tetapi tidak diketahui apakah ginjal tersebut milik pria atau wanita. Openshaw kemudian juga menerima sebuah surat yang ditandatangani oleh "Jack the Ripper".

Scotland Yard menerbitkan faksimile dari surat "Dear Boss" dan kartu pos "Saucy Jacky" pada tanggal 3 Oktober, dengan harapan bahwa seseorang akan mengenali tulisan tangan dalam surat-surat tersebut, tetapi harapan ini sia-sia. Dalam sebuah surat yang ditujukan untuk Sekretaris Negara Godfrey Lushington, Komisioner Polisi Charles Warren menyatakan: "Saya pikir semua [surat] itu tipuan, tapi tentu saja kita terpikat untuk mencoba & memastikan siapa penulisnya dalam hal apapun". Pada 7 Oktober 1888, George R. Sims menyatakan komentar pedasnya dalam surat kabar Minggu Referee, ia mengungkapkan bahwa surat-surat tersebut ditulis oleh seorang jurnalis "untuk menaikkan oplah surat kabar setinggi langit." Beberapa saat kemudian, dilaporkan bahwa petugas kepolisian telah mengidentifikasi jurnalis tertentu yang dicurigai sebagai penulis surat "Dear Boss" dan kartu pos "Saucy Jacky". Jurnalis tersebut kemudian diketahui bernama Tom Bullen; berdasarkan keterangan dalam surat yang ditulis oleh Kepala Inspektur John George Littlechild kepada George R. Sims pada tanggal 23 September 1913. Seorang jurnalis lainnya bernama Fred Best dilaporkan juga mengaku pada tahun 1931 bahwa ia lah yang telah menulis surat-surat tersebut untuk "menjaga agar bisnis tetap hidup".

0 komentar:

Posting Komentar